“Ia...”
7 April
2013
Serupa air membelai sahara
Serupa bulan menyapa
gulita
Ia hadir...
Menawarkan simpul
meneduhkan
Tak pernah kukira,
Tak pernah kuduga,
Ku temukan samudra
seanggun itu
Bening,
Terang,
Meneduhkan,
Terkata dalam geming
Meski sering ku tabur
garam sebelanga
Bahkan,
Terbalasku dengan seulas
sahaja,
Mengagumkan...
Mengalun perih,
Perlahan terpuput sang
bayu
Terganti pantulan siluet
lembayung
Menoreh dispersi mewarna
Nan tak lagi sama
Tak
pernah kukira,
Tak
penah kuduga,
Ku
temukan simpul penawar duka
Terlalu
ku malu
Kala ku
padu siluet daku
Tak
pernah setara
Takkan
setara
Terlalu
tinggi untuk mengundak purnama
Sinarnya terang
Menyinari sudut pekat
Tanpa sekat
Ah,
Barangkali
tiada pandai ku becermin
Buaksa
serupa semai
Maafkan
lisan yang tak pandai berkata
Awak pun
tiada bergerak
Tuhan,
Sampaikan ucap kasihku
padanya...