Ziarah, Menapaki Jejak Para Panutan Umat
Oleh: Isma Az-Zaiinh
Matahari belum sepenuhnya nampak kala para santri Pondok
Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah (PPDAW) berbondong-bondong menuju
Masjid Ulul Albab, Sabtu (08/02). Pasalnya mereka akan melaksanakan ziarah yang
memang diadakan untuk seluruh santri PPDAW dengan tujuan ke maqbaroh Syekh
Maulana Jumadil Qubro Kaligawe, Syekh Mbah Cholil Bangkalan, Sunan Ampel
Surabaya, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Jombang, Jawa Timur.
Langit terlihat mendung, satu dua lampu jalan masih
menyala, Masjid Ulul Albab (MUA) yang menjadi tempat berkumpul sebelum
pemberangkatan ziarah nampak ramai oleh kerumunan berjaz biru dongker. Beberapa
ada yang telihat sedang berfoto-foto ria dan sebagian yang lain bergerombol
dengan mimik serius, rupanya mereka sedang rapat antar panitia dan koordinator.
Usai rapat, panitia pun mengkondisikan peserta ziarah di halaman MUA untuk
berdoa bersama yang sebelumnya diawali dengan adzan oleh Rian.
Sekitar pukul 06.40 ketiga bus pun berjalan beruntun
membawa 130 santri menuju tujuan pertama, yakni maqbaroh Syekh Maulana Jumadil
Kubro Kaligawe. Turun dari bus para santri pun disambut dengan rintik-rintik
hujan dan hembusan hawa dingin yang membuat niat untuk berwudhu sedikit goyah.
Bagaimana pun prosesi ziarah tetap berjalan lancar meski beberapa santri
terlihat berusaha keras menahan kantuk. Entahlah, mungkin mereka terlalu asik pakcing
semalam hingga waktu istirahat berkurang.
Usai pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin oleh Abah
Kyai Masrokhan, ketiga bus pun kembali merangkak ditengah guyuran gerimis yang
semakin membesar. Rombongan peziarah ini hendak menuju ke tujuan kedua, yakni
maqbaroh Syekh Mbah Cholil Bangkalan, Madura. Menginjak waktu duhur rombongan
singgah di masjid Lasem untuk sholat duhur yang dijamak takdim dengan sholat
asar. Seperti sebelum-sebelumnya, kembali mereka menyempatkan untuk berpose ria
di depan blits kamera.
Masih dalam balutan rintik-rintik gerimis perjalanan
kembali dilanjutkan. Kali ini suasana bus cukup ramai dengan celotehan, “Yo,
deluk neh tekan Sura-Madu, sopo sing durung ruh Sura-Madu...?”. suasana pun
semakin bergemuruh kala ada salah seorang santri yang berucap, “Iki lho wes
tekan Sura-Madu” kala bus melewati jembatan besi biasa. Akhirnya dalam balutan
pekat malam Sura-Madu pun menyuguhkan pemandangan yang cukup eksotik, meski tak
seeksotik pesona senja.
Jarum jam menunjukan pukul 19.25 kala ketiga bus itu
memuntahkan penumpangnya yang mulai berhamburan menuju masjid Madura, maqbaroh
Syekh Mbah Cholil Bangkalan. Di sinilah mulai terjadi kesalahan komunikasi.
Panitia memberikan komando kepada peserta ziarah untuk makan malam dan
bersih-bersih hingga pukul 21.00 kemudian dilanjut sholat berjama’ah dan
ziarah. Namun Abah Kyai menghendaki para santri melaksanakan sholat berjama’ah
dan berziarah dulu. Kendati terdapat kesalahpahaman tersebut perjalanan ziarah
ini tidak lepas dari rencana, bahkan lebih awal dari jadwal waktu yang
diperkirakan. Usai sholat maghrib yang dijamak takhir dengan sholat isya
rombongan ini melakukan khotmil qur’an yang dilanjut dengan tahlil dan do’a.
Bertolak dari maqbaroh Syekh Mbah Cholil Bangkalan
rombongan pun menuju maqbaroh Sunan Ampel Surabaya. Sesampainya di tempat
tujuan satu persatu santri turun dari bus dengan langkah gontai. Maklum, baru
saja terlelap mereka langsung dibangunkan oleh para panitia. Namun mata kembali
terbelalak kala disuguhkan warna-warni barang dagangan yang melambai-lambai.
Terlebih kala seteguk air barokah yang disediakan di sana melewati kerongkongan,
“Nyesssss...”, nyawa serasa hidup kembali.
Malam semakin pekat, namun tak menutupi wajah sumringah
para peziarah yang berjalan berduyun-duyun menuju bus dengan barang belanjaan
di kedua sisi tangan. Bus pun terasa semakin sesak. Kendati demikian tak
menyurutkan semangat mereka untuk berjalan-jalan ke alam mimpi. Lengang.
Berselimutkan gelap malam bus merangkak berguncang-guncang membawa para
peziarah menuju ke maqbaroh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Jombang, Jawa Timur.
Matahari masih enggan menampakan diri kala bus sampai di
kawasan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Usai melaksanakan
sholat subuh berjama’ah para peziarah diberi waktu untuk sarapan dan
bersih-bersih hingga pukul 08.00. setelah itu rombongan pun berziarah ke
maqbaroh KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Usai berziarah para santri mulai berhamburan menyerbu
segala macam yang berbau oleh-oleh. Rupanya panas yang menyengat tak menyurutkan
mereka untuk berburu buah tangan. Beberapa terlihat masih asik berpose dengan
berbagai macam gaya di depan kamera yang sedari tadi tak lepas dari tangan.
Setelah puas ketiga bus pun kembali merangkak membawa
muatan yang terasa semakin berat menuju Semarang. Berbeda dengan sebelumnya,
perjalanan pulang ini terasa lebih singkat. Bertepatan dengan kumandang adzan
maghrib para peziarah turun dari bus dan berjalan beriringan menuju Pondok
Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah.
0 komentar:
Posting Komentar