Kamis, Desember 19, 2013

MEDIA PEMBELAJARAN MUFRADAT


MEDIA PEMBELAJARAN MUFRADAT
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Media Pengajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu:             Zukhaira, S.S., M.Pd
Nailur Rahmawati, S. Pd













Disusun oleh :
Umi Ratna Utami (2303412006)
Syeikh Ghozali Shari (2303412008)
Maya Ma’rifat (2303412011)
Rozaenah (2303412012)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

MOTTO

١. من جدّ و جد 
٢. من صبر ظفر
٣. وما اللّذّة إلاّ بعد التّعب
٤. جرّب و لا حظ تكن عارفا
٥. أطلب العلم من المهد إلى اللّحد
٦. العقل السّليم في الجسم السّليم
٧. من يزرع يحصد
٨. قل الحقّ ولو كان مرّا
٩. خير النّاس أحسنهم خلقا وأنفعهم للنّاس


















KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله الّذي علّم بالقلم. علّم الإنسان ما لم يعلم. أشهد أن لا إله إلاّ الله الّذي فضّل بني آدم بالعلم والعمل على جميع العالم.  و أشهد أنّ سيّدنا ومولانا محمّدا عبده رسوله سيّد العرب والعجم اللّهمّ صلّ على سيّدنا محمّد و على آله وأصحابه ينابيع العلوم والحكم. وسلّم تسليما كثيرا. أمّا بعد.
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan inayahnya, sehingga tersusunlah makalah yang kami beri judul: “MEDIA PEMBELAJARAN MUFRADAT”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak sekali rintangan yang kami hadapi. Untuk itu dalam kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam mengatasi berbagai rintangan tersebut, antara lain :
1.      Kedua orang tua yang memberikan bantuan baik moril maupun material.
2.      Ibu Zukhaira, S.S., M.Pd, dan Ibu Nailur Rahmawati, S. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Media Pengajaran Bahasa Arab yang telah memberikan saran serta dorongan kepada penulis.
3.      Teman-teman semua yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.
4.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itulah dengan tangan terbuka kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.


Semarang, 25 Agustus 2013







DAFTAR ISI

MOTTO......................................................................................................................                        1
KATA PENGANTAR...............................................................................................                        2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I  PENDAHULUAN.........................................................................................                       4
I.    Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 4
II.   Rumusan Masalah........................................................................................................... 5
III.  Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................                        6
IV.  Manfaat Penulisan Makalah............................................................................................ 6
BAB II  PEMBAHASAN..................................................................................................... 7
I.    Media Pengajaran Bahasa Arab...................................................................................... 7
II.... Media Pembelajaran Mufradat..................................................................................... 12
III.. Jenis-jenis Media Pembelajaran Mufradat.................................................................... 18
BAB III  PENUTUP........................................................................................................... 24
I..... Simpulan....................................................................................................................... 24
II.... Saran............................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 25








BAB I
PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang Masalah

Mengapa belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan bisa bikin frustasi? Menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab  Rosyidi (2008:95) hal ini disebabkan, karena belajar bahasa asing  merupakan upaya untuk membangun situasi dan kondisi baru dalam diri seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa asing tersebut. Kondisi baru tersebut adakalanya berbeda sama sekali dengan kondisi bahasa ibu, baik dalam tataran sistem fonologi, morfologi, maupunsintaksisnya, dan adakalanya memiliki kemiripan dengan kondisi bahasa ibunya.
Apapun kondisinya mempelajari bahasa asing khususnya bahasa arab dimulai setelah seseorang memiliki tradisi berbahasa sendiri yang sudah mengakar dalam pikirannya, dan juga bahasa arab dianggap sebagai bahasa kelas tiga, yaitu setelah bahasa ibu dan bahasa indonesia, sehingga diperlukan pengondisiaan untuk siap menerima tradisi berbahasa yang baru. Oleh karena itulah berbagai kiat atau strategi perlu dilakukan terus menurus, ketika mempelajari bahasa asing, termasuk didalamnya bahasa arab. Hal ini disebabkan proses yang komplek dalam pengajaran bahasa arab, yaitu ada empat keterampilan yang ingin dicapai diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut menuntut strategi, methode, dan media yang berbeda sehingga proses pembelajaran tidak monoton dan menghindari kejenuhan (Abdul Hamid dkk, 2008:161).
Syarat minimal yang harus dimiliki oleh guru bahasa arab adalah penguasaan materi, ketrampilan berbahasa dan keterampilan mengajarkannya. Disamping itu seorang guru juga harus kaya akan metode pengajaran atau teknik pengajaran dan yang tidak kalah penting adalah menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik materi yang ingin dicapai dan karakteristik siswa. Penggunaan media dalam pengajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas prosentase banyaknya ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya (Azhar Arsyad, 2004:75).
Karena itu media dalam pembelajaran bahasa mempunyai peranan yang sangat penting, agar proses belajar mengajar menarik perhatian siswa, dapat menumbuhkan sikap dan minat peserta didik.Guru didalam mengajarkan bahasa arab harus memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga proses pembelajaran dan hasil yang dicapai bisa optimal (Abdul Hamid, 2008:170).
Walaupun penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab sangat penting akan tetapi menurut Umi Machmudah (2008:97) masih banyak guru-guru bahasa arab yang enggan menggunakan media, alasan mereka adalah penyediaan media membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar, sehingga pembelajaran bahasa arab yang terjadi pada pendidikan islam terkesan monoton dan siswa mengalami kebosanan.
Untuk itu perlu adanya alternatif bagi guru didalam mengajarkan bahasa arab, yaitu memanfaatkan media pembelajaran yang bisa merangsang pikiran dan minat peserta didik serta fleksibel, artinya media itu bisa digunakan oleh semua siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bisa dimanfaatkan dimana saja, kapan saja  siswa membutuhkan. Alternatif yang ditawarkan penulis yaitu dengan menggunakan media Sam’iyyah-Bashariyah (Audio-Visual), karena media ini bisa dimanfaatkan oleh semua orang dimana saja, kapan saja asal tersedia televisi, VCD Player atau komputer.
Media ini memiliki kelebihan yaitu siswa terlibat langsung, dimana mata melihat langsung teks, atau aksent orang yang berbicara, tangan atau anggota tubuh terlibat aktif dan dapat diulang-ulang kalau belum faham (Abdul Hamid, 2008:178)


    II.            Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan Media Pengajaran Bahasa Arab?
2.      Apa yang dimaksud dengan Media Pembelajaran Mufradat?
3.      Media apa saja yang bisa digunakan dalam pembelajaran mufradat?


 III.            Tujuan Pembahasan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Media Pengajaran Bahasa Arab.
2.      Media Pembelajaran Mufradat.
3.      Media apa saja yang bisa digunakan dalam pebelajaran mufradat.

 IV.            Manfaat Penulisan

Secara teoretis makalah ini berguna untuk mendeskripsikan Media Pengajaran Bahasa Arab, Media Pembelajaran Mufradat, dan Jenis-jenis Media Pembelajaran Mufradat. Secara praktis makalah ini bermanfaat bagi:
1.         Penulis, sebagai sarana menambah pengetahuan mengenaiMedia Pengajaran Bahasa Arab, Media Pembelajaran Mufradat, dan Jenis-jenis Media Pembelajaran Mufradat serta hal lain yang berkaitan;
2.         Pembaca, sebagai media informasi berkaitan dengan Media Pengajaran Bahasa Arab, Media Pembelajaran Mufradat, dan Jenis-jenis Media Pembelajaran Mufradat, serta hal lain yang berkaitan.










BAB II
PEMBAHASAN

       I.            Media Pembelajaran Bahasa Arab
Dadang Supriatna dalam modul “pengenalan media pembelajaran, Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB,(2009:3) mengatakan, bahwa media  merupakan bentuk  jamak  dari  kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti  “antara”, media  dapat  diartikan  sebagai segala  sesuatu  yang  menjadi perantara  atau  penyampai informasi  dari  pengirim  pesan  kepada penerima pesan.
Menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry dalam kamus ilmiah populer  (1994:448) yang diterbitkan oleh Arkola Surabaya, Media berarti perantara (informasi), penengah, wahana, dan wadah.
Sedangkan Arif S. Sadiman dkk. (2003:6) dalam bukunya“Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatanya” menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan dan minat serta perhatiaan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman dalam bukunya“Media Pembelajaran” (2002:11) memberi pengertian media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belahar mengajar.
Rohmat (2010:6) dalam bukunya “Media Pembelajaran, suatu pengantar” mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menimbulkan rangsangan terjadinya proses belajar mulai yang paling sederhana dan mudah digunakan yaitu suara guru, sampai yang merupakan peralatan serba komplek seperti video tape recorder, dengan syarat semua alat/media tersebut dipersiapkan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Menurut I Wayan Santyasa (2007:3) dalam makalahnya tentang “Landasan konseptual media pembelajaran”mengatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang terencana, terprogram dan bertujuan untuk mengantarkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang minat, pikiran, perhatian, perasaan, dan prilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi media pembelajaran bahasa arab adalah media pembelajaran yang terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
a.         Asas dan prinsip pembelajaran Bahasa arab
Menurut Abdul Hamid (2008:163) dalam pembelajaran bahasa arab asas yang dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan, konsep penting yang mendasari asas ini adalah :
a.   Bahasa merupakan alat untuk mengngkapkan makna yang diwujudkan melalui kosakata dan tata bahasa. Dengan demikian, kosakata dan tata bahasa berperan sebagai alat pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan.
b.  Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.   Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik lisan maupun tulisan. Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan digunakan. Keberagaman ungkapan diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan.
d.   Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari (bahasa sasaran), baik secara lisan maupun tulisan. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa tersebut.
e.   Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Motivasi ini banyak ditentukan oleh tingkat kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam memotivasi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
f.    Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai dan masa depan siswa. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai pembelajaran bahasa arab agar lebih bermakna bagi siswa.
g.   Dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus diperlakukan sebagai subyek utama, bukan hanya sebagai obyek, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasa.

Menurut (Abdul Hamid, 2008:166-167) Ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa arab, diantaranya:
1.   Berpusat pada siswa
2.   Belajar dengan keteladanan dan pembiasaan,
3.   Mengembangkan kemampuan sosial
4.   Mengembangkan fitrah bertauhid, keingintahuan dan imajinasi
5.   Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah
6.   Mengembangkan kreatifitas siswa
7.   Mengemabangkan kefahaman nilai dan penggunaan ilmu dan teknologi
8.   Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9.   Belajar sepanjang hayat
10. Keterpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas.
b.      Media Pembelajaran dalam Bahasa Arab.
Menurut ( Al Fauzan, dkk: 2003) yang dikutip oleh (Abdul Hamid, 2008:174) media pembelajaran bahasa arab secara umum dpat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: (1). Media perangkat/peralatan (Al ajhihah), (2).Media materi pembelajaran (al mawad al ta’limiyah al ta’allumiyah), dan (3).Kegiatan penunjang pembelajaran (Al Nasyathath al ta’limiyah).Sedangkan ditinjau dari segi penggunaan media dikaitkan dengan indera yang digunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, media diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu; 1).Media visual (bashariyah), 2). Media Audio (sam’iyyah), 3). Media audio visual (Sam’iyyah bashariyah).
Sedangkan (Rohmat: 2010:31) menambahkan selain tiga media itu ada lagi media raba, media kecap dan media bau atau cium.
Media Bashariyah dapat berupa benda-benda alamiah, orang, kejadian dan gambar-gambar dll. Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, media visual dapat digunakan terutama untuk pengenalan mufrodat dan pola kalimat (Abdul Hamid, 2008:176).
Bagi anak didik yang memiliki gaya belajar visual, maka harus banyak membuat gambar-gambar dan simbol dalam catatan mereka, hal yang paling bagus adalah memulai dengan peta pikiran secara keseluruhan. Hal ini bisa didapatkan dengan membaca sekilas dari gambaran umum (Bobbi DePorter, 2000:168). Peta pikiran secara keseluruhan bisa kita terapkan pada penguasaan bentuk kalimat (‘irab) didalam bahasa arab, yaitu dengan membuat peta pikiran antara kalimat isim, kalimat fi’il, kalimat jar, dan kalimat jazm.
Selain memiliki kelebihan seperti tersebut diatas,  media visual juga memiliki kelemahan yaitu kurang menarik karena tanpa ada suara yang mengikuti, atau disebut gambar bisu, sehingga ketika melafalkan suatu bunyi atau Aksen maka siswa tidak bisa menirukan. Media ini juga memiliki kelemahan untuk diterapkan pada siswa yang mengalami gangguan penglihatan seperti terkena sakit mata (rabun, minus atau plus, atau buta warna). Media ini juga kurang efektif apabila diterapkan pada anak didik yang memiliki gaya belajar audio, karena anak yang memiliki gaya belajar audio akan lebih menagkap isi pesan pelajaran yang berupa bunyi daripada gambar.
Media Sam’iyyah (Audio) dapat berupa suara rekaman, pita kaset, tape recorder, radio, atau bunyi-bunyi alam sekitar. Didalam pembelajaran bahasa arab media ini cocok untuk mengetahui aksen suatu kalimat, Makhorijul huruf dan melatih pemahaman kita akan bahasa arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi pelajar yang memiliki tipe belajar auditorial atausam’iyyah, belajar akan lebih menyenangkan apabila dengan cara mendengarkan, baik mendengarkan cerita, pidato, keterangan maupun dalam bentuk lagu-lagu (Bobbi DePorter, 2000:168). Pelajar dengan tipe ini apabila belajar mandiri biasanya lebih suka dengan membaca buku secara keras, atau paling tidak telinganya bisa mendengarkan, sambil mendengarkan musik atau merubah pelajaran menjadi syair-syair lagu. Didalam pelajaran bahasa arab media ini cocok diterapkan dalam memahami teks yang berupa bunyi (listening),juga latihan muhadtsah (percakapan) maupun Khitobah (Pidato).
Media Syam’iyyah dalam pembelajaran bahasa arab memiliki kelemahan apabila diterapkan pada anak yang memiliki gangguan pendengaran, kemudian daya serap anak terhadap pesan yang disampaikan beragam, karena anak yang duduk didepan bisa menangkap lebih jernih daripada anak yang duduk dibelakang. Media ini juga tidak cocok diterapkan pada anak yang memiliki gaya belajar visual atau kinestetik, bahkan suara-suara yang keluar untuk menyampaikan pesan pelajaran kadang dianggap berisik dan mengganggu. Mediasam’iyyah cenderung membuat model pembelajaran monoton dan membosankan apabila tidak dikemas dalam bentul SCM(Student Center Model), akantetapi media ini paling banyak dipakai oleh guru bahasa arab karena biasanya guru tidak mau repot menyiapkan media  pembelajaran bahasa arab yang berbentuk Basyariyah dan Syam’iyyah Basyariyah karena membutuhkan waktu dan biaya yang lebih (Neneng LM, 2010).
Media Syam’iyyah Bashariyah atau media audio visual sebenarnya adalah gabungan dari media Sam’iyyah (Audio) danBashariyah (Visual), jadi media ini selain menampilkan gambar-gambar atau lukisan juga menampilkan suara sebagai ekspresi dari gambar tersebut. Media ini dapat berupa benda-benda alamiah, orang, film, TV, VCD, Video, Komputer, Slide dll. Dalam konteks pembelajaran bahasa arab, media audio visual dapat digunakan terutama untuk pengenalan muhadatsah(percakapan) dengan menggunakan bahasa arab, mengetahui aksent dan ekspresi dalam pengucapan huruf dan kalimat, mengetahui kebudayaan atau sosiografis masyarakat arab (Abdul Hamid, 2008:177).
Bagi anak didik yang memiliki gaya belajar visual, media ini bisa digunakan, begitu juga bagi anak yang memiliki gaya belajar auditorial.  Belajar lebih baik bila melibatkan lebih dari satu indera saja, seperti penggunaan indera dengar dan lihat secara bersamaan akan lebih memberi stimulus yang lebih baik, karena jika mendengar, akan lupa, jika melihat, akan ingat, dan jika melakukan, maka akan faham (Rohmat, 2010:45).
Selain memiliki kelebihan seperti tersebut diatas,  media audio visual juga memiliki kelemahan yaitu tampilannya masih sebatas dua dimensi, sehingga dari segi estetika kurang.

    II.            Media Pembelajaran Mufradat
a.         Pengertian Kosakata (al-Mufradat)
Kosakata (Inggrisvocabulary) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahuioleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu (Kridalaksana, 1983: 137) .Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru (Kridalaksana, 1983: 137). Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkatpendidikannya.
Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang. Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata.
Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil (Kridalaksana, 1983: 157).  Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata mu’allim ( معلم ) dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-mu’allim (المعلم ) mempunyai dua morfem yaitu ال dan معلم . Adapun kata yang mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-mu’allimun ( المعلمون ) yang terdiri dari tiga morfem yaitu ال , معلم dan  ون .
Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran kosakata yang disebut problematika kosakata (مشكلات صرفية). Hal itu terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema yang kompleks yaitu perubahanderivasi,perubahaninfleksi,katakerja,mufrad,tatsniyah,jama’,ta’nîts,tadzkîrdanmakna leksikal dan fungsional.Tetapi dalam makalah ini, penulis tidak menjelaskan satu persatu dari tema-tema tersebut secara detail, hanya sekedar mengemukakan bahwa cakupan pembelajaran kosakata tidak sederhana tetapi cukup luas dan rumit.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan ia digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran intelejensia dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa.
b.      Tujuan Pembelajaran Mufradat
Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufrodat) bahasa arab adalah sebagai berikut:
1.        Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun fahm al-musmu’.
2.        Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
3.        Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal).
4.        Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.
                                                                                             
c.       Makna dan Fungsi Kosakata (al-Mufradât)
Kosakata sebagai khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna. Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif (أصلى) dan makna konotatif (إضافى). Makna denotatif (أصلى) terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah. Misalnya kata al-Umm (الأم) dalam bahasa Arab, makna hakikinya adalah “ibu yang melahirkan anak”, sedang makna kiasan terlihat bila kata al-Umm (الأم) digunakan dalam Umm al-Kitâb (أم الكتاب). Makna asal misalnya terdapat kata al-Hâtif (الهاتف) yang berarti “orang yang berbisik”, sedang makna istilah maksudnya adalah “telepon” (Effendy, 2005: 97)
Makna konotatif adalah makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa. Menurut Harimurti11 makna konotatif adalah makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-Umm (الأم) makna konotattifnya adalah kasih sayang atau perlindungan.
Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (al-mufradât) dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:
1.        Al-Mufradât al-Mu’jamiyah ( (المفردات المعجميةyaitu kosakata yang mempunyai makna dalam kamus seperti kata بيت ، قمر، قلم .
2.        Al-Mufradât al-Wadzîfiyah (المفردات الوظيفية) yaitu kosakata yang mengemban suatu fungsi tertentu, misalnya hurûf al-jarasmâ al-Isyârahasmâ al-Maushûldlamâir, dan lain-lain yang sejenis dengannya.
Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradât al-Mu’jamiyahterdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
1.        Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata رأى , نظر , لاحظشاهد (melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan).
2.        Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun mengandung makna konotattif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaanya, seperti kata مات , توفـي yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan “mati, meninggal, tewas, wafat atau mampus”.
3.        Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata فصل yang bisa berarti “kelas” ,”musim” atau “pasal” dan “bab”.
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-mufradât) tersebut perlu diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar bahasa khususnya bahasa Arab.
d.      Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât)
Menurut Ahmad Djanan Asifuddin, pembelajaran kosakata (al-mufradât) yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata atau perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Arab yang diselenggarakan pada suatu lembaga pendidikan perlu membersamakannya dengan pembelajaran beberapa pola kalimat yang relevan.
Dalam pembelajaran kosakata ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut (Effendy, 2005: 97-98):
1.        Pembelajaran kosakata (al-mufradât) tidak berdiri sendiri. Kosakata (al-mufradât) hendaknya tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan sangat terkait dengan pembelajaran muthâla’ah, istimâ’, insyâ’, dan muhâdatsah.
2.        Pembatasan makna. Dalam pembelajaran kosakata hendaknya makna harus dibatasi sesuai dengan konteks kalimat saja, mengingat satu kata dapat memiliki beberapa makna. Bagi para pemula, sebaiknya diajarkan kepada makna yang sesuai dengan konteks agar tidak memecah perhatian dan ingatan peserta didik. Sedang untuk tingkat lanjut, penjelasan makna bias dikembangkan dengan berbekal wawasan dan cakrawala berpikir yang lebih luas tentang makna kata dimaksud.
3.        Kosakata dalam konteks. Beberapa kosakata dalam bahasa asing (Arab) tidak bisa dipahami tanpa pengetahuan tentang cara pemakaiannya dalam kalimat. Kosakata seperti ini hendaknya diajarkan dalam konteks agar tidak mengaburkan pemahaman siswa.
4.        Terjemah dalam pengajaran kosakata. Pembelajaran kosakata dengan cara menerjemahkan kata ke dalam bahasa ibu adalah cara yang paling mudah, namun mengandung beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain dapat mengurangi spontanitas siswa ketika menggunakannya dalam ungkapan saat berhadapan dengan benda atau objek kata, lemah daya lekatnya dalam ingatan siswa, dan juga tidak semua kosakata bahasa asing ada padanannya yang tepat dalam bahasa ibu.
Oleh karena itu, cara penerjemahan ini direkomendasikan sebagai senjata terakhir dalam pembelajaran kosakata, digunakan untuk kata-kata abstrak atau kata-kata yang sulit diperagakan untuk mengetahui maknanya.
5.        Tingkat kesukaran. Bila ditinjau dari tingkat kesukarannya, kosakata bahasa Arab bagi pelajara di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain:
1.    Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannya dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti : رحمة ، كرسي ، كتاب ، علماء .
2.    Kata-kata yang sedang dan tidak sukar meskipun tidak ada persamaannya dalam bahasa Indonesia, seperti :مدينـة ، سوق ، ذهب .
3.    Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya, misalnya : انزلق ، تدهور ، استولى .
e.       Metode dan teknik-teknik Pembelajaran Kosakata (al-Mufradât)
Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan pembelajaran bahasa Arab khususnya kosakata (al-mufradât) ini menuntut adanya metode-metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya sarana-sarana yang tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab.
Namun bila ada sarana dan media yang memadai tentunya akan lebih baik dan sangat membantu suksesnya metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran yang akan dikemukakan pada makalah ini.
Dalam pembelajaran kosakata (al-mufradât) ada baiknya dimulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari.
Metode yang bisa digunakan dalam pembelajarannya antara lain yaitu metode secara langsung, metode meniru dan menghafal, metode Aural-Oral Approach, metode membaca, metode Gramatika-Translation, metode pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan lagu atau menyanyi Arab. 
Teknik yang dapat dilakukan yakni dengan berbagai teknik permainan bahasa, misalnya dengan perbandingan, memperhatikan susunan huruf, penggunaan kamus dan lainnya.
Ahmad Fuad Effendy menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata (al-Mufradât) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata (al-mufradât), sebagai berikut (Effendy, 2005: 99-101):
1.        Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru atau media lain, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.
2.        Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
3.        Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam memberikan arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu kata, yaitu dengan pemberian konteks kalimat, definisi sederhana, pemakaian gambar/foto, sinonim (murâdif), antonim (dlid), memperlihatkan benda asli atau tiruannya, peragaan gerakan tubuh, dan terjemahan sebagai alternatif terakhir bila suatu kata memang benar-benar sukar untuk dipahami oleh siswa.
4.        Membaca kata. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna kata-kata (kosakata) baru, guru menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
5.        Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
6.        Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Guru harus kreatif dalam memberikan contoh kalimat-kalimat yang bervariasi dan siswa diminta untuk menirukannya. Dalam menyusun kalimat-kalimat itu hendaknya digunakan kata-kata yang produktif dan aktual agar siswa dapat dengan memahami dan mempergunakannya sendiri.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat dijadikan acuan para pengajar bahasa asing khususnya bahasa Arab, walaupun tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan prosedur dan langkah-langkah tersebut. Faktor alokasi waktu dalam hal ini juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan kata-kata tetentu yang dianggap sukar atau kata-kata yang memang hanya dapat dipahami secara baik dan utuh maknanya bilamana dihubungkan serta disesuaikan dengan konteks wacana.
 III.            Jenis-jenis Media Pembelajaran Bahasa Arab
Jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab dibagi menjadi dua yaitu media pembelajaran aspek berbahasa arab dan keterampilan berbahasa arab. Media pembelajaran aspek berbasa arab terdiri dari mufrodat dan tarkib, sedangkan media pembelajaran keterampilan bahasa terdiri dari istima’, kalam, kitabah, dan qiro’ah.
Adapun perincian tentang Jenis-jenis Media Pembelajaran Aspek berbahasa Arab adalah sebagai berikut:
1)        Media Pembelajaran Mufrodat
Dalam mengajarkan kosakata pada siswa, adapun media yang bisa digunakan dalam membelajarkan kosakata :
a.       Miniatur benda asli
miniatur apartemen, miniatur buah-buahan, dan lain-lain. Dengan menghadirkan miniatur tersebut, guru dengan mudah tinggal mengucapkan, menunjuk, dan menjelaskan masing-masing kosakata yang hendak diajarkan.
b.      Foto dan gambar
Foto dari sebuah benda aslinya yang dihasilkan dari camera, bisa digunakan untuk media pembelajaran kosakata begitu juga dengan gambar yang dibuat sendiri oleh guru, dan biasanya foto atau gambar tersebut dibuat dalam bentuk kartu (kartu mufradat). Ukuran yang digunakan adalah 16 cm x 20 cm, dan akan lebih menarik lagi apabila kartu tersebut diberi warna-warni. Mengenai ukuran guru bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kelasnya yang terpenting adalah ketika seorang guru mendesain kartu tersebut harus ingat prinsip keseimbangan, keserasian, dan keharmonisan.
c.       Puzzle
Model “puzzle” dapat menjadi sebuah media menarik untuk menghafal mufradat, karena di dalamnya terdapat unsur bermain dengan menyusun sesuatu, sehingga ini dapat menjadi salah satu media yang menghindarkan peserta didik dari kejenuhan dalam belajar.Selain itu, model ini juga dapat membuat peserta didik lebih cepat dan lebih kuat hafalannya, karena adanya suatu pola dan cara yang unik sehingga pemanggilan memori (recall) di masa yang akan datang, akan lebih mudah.
2)        Media Pembelajaran Qowaid (Tata Bahasa)
Dalam pembelajaran bahasa arab sekarang, komponen ini diajarkan secara wadifi, yaitu tata bahasa fungsional dalam sebuah kalimat yang terintegrasikan dalam empat maharoh yang diajarkan, sehingga secara otomatis siswa akan dapat menggunakan pola-pola yang telah dicontohkan, baik dalam istima’, kalam, qiro’ah, dan kitabah.
Adapun media yang dapat digunakan dalam membelajarkan tatabahasa seperti:
a.       Kotak Tatabahasa
Yaitu sebuah kotak yang berbentuk kubus, biasanya berukuran 20 cm x 25 cm, dan masing-masing dari sisi kubus tersebut terdapat kosakata baik berbentuk kata kerja, kata benda, huruf atau yang lainnya.
b.      Papan Saku
Papan saku merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan saku ditambah dengan tempat seperti saku, dimana fungsinya untuk meletakkan kartu yang telah disiapkan oleh guru.
c.       Papan Tali
Papan tali merupakan papan yang terbuat dari kayu seperti papan biasa, hanya saja papan tali ditambah dengan tali yang memanjang dari kanan ke kiri sebagai gantinya saku, dimana fungsinya untuk menggantungkan kartu yang telah disiapkan oleh guru. Dan biasanya kartu yang digunakan adalah kartu kosakata (bithoqoh wamdhiyah).
3)        Media Pembelajaran Keterampilan Bahasa
Kemampuan berbahasa secara konvensional meliputi empat jenis kemampuan, diantaranya :
1.    Kemampuan menyimak (istima’), untuk memahami bahasa yng digunakan secara lisan.
2.    Kemampuan berbicara (kalam), untuk mengungkapkan diri secara lisan.
3.    Kemampuan membaca (qiro’ah), untuk memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis.
4.    Kemampuan menulis (kitabah), untuk mengungkapkan diri secara tertulis.
4)        Media pembelajaran istima’ (mendengar)
a.    Compact Disk (CD)
Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru. Sebagai contoh materi pembelajaran menyimak yang dapat dimasukkan kedalam media ini seperti, film, drama, pidato, iklan, lagu-lagu atau bentuk siaran lain.
b.    Casset Recorder
Casset Recorder merupakan media yang sudah lama digunakan dalam pembelajaran keterampilan menyimak, akan tetapi media ini hanya terbatas untuk materi-materi tertentu tidak se fleksibel compact disk. Kekurangan media ini tidak dapat menampilkan dalam bentuk gambar.
c.    Peragaan
Peragaan merupakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami teks yang didengar siswa, disamping itu dapat pula memberikan penguatan terhadap makna yang terkandung dalam teks tersebut.
Peragaan yang dimaksud adalah : gerakan badan, isyarat, mimik wajah atau bentuk yang lainnya.
d.   Permainan Bahasa
Ada beberapa permainan bahasa yang dapat digunakan dalam mengajarkan keterampilan menyimak seperti : bisik berantai (al asror al mutastalstil), perintah bersyarat, siapa yang berbicara (man al mutahadist), bagaimana saya pergi.
e.    Gambar Bersambung
Gambar bersambung merupakan kumpulan gambar yang menunjuk satu peristiwa yang utuh.
Gambar tersebut bisa dalam bentuk kartu yang terpisah, atau dalam satu lembaran yang utuh. Cara menggunakannya bisa satu satu atau sekaligus ditunjukkan kepada siswa.
5)        Media Pembelajaran Kalam ( Berbicara )
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa.
Secara kebahasaan, pesan lisan yang disampaikan dengan berbicara merupakan penggunaan kata- kata yang dipilih sesuai dengan maksud yang perlu diungkapkan. Kata- kata tersebut dirangkai dalam susunan tertentu menurut kaidah tatabahasa, dan dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang sesuai pula.
Adapun macam-macam media pembelajaran yang digunakan pada keterampilan kalam sebagai berikut :
a.    Film
Film dengan berbagai macam bentuknya dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa arab,baik film yang tidak bergerak atau yang bergerak, hitam putih atau yang berwarna. Adapun langkah- langkah yang harus dilakukan guru ketika menggunakan film sebagai media pembelajaran keterampilan berbicara adalah guru memutarkan film terlebih dahulu, kemudian menanyakan secara lisan , apa judul film ? siapa pelakunya?
Bagaimana akhir ceritanya. Atau bisa juga siswa diminta untuk bercerita secara singkat tentang film tersebut.
b.    Karya wisata
Karya wisata bisa dijadikan sebagai salah satu media untuk melatih keterampilan berbicara. Karena dengan belajar keluar dari kelas siswa akan mendapatkan sesuatu yang banyak yang ia lihat, setelah itu siswa diminta untuk menceritakan apa yang telah dilihatnya secara lisan.
Tentunya penggunaan media ini harus mempertimbangkan seperti: tempat indah.
c.    Lembar teks dialog
Media lembar teks dialog bisa dibuat oleh siswa sendiri atau mengambil dari buku materi bahasa arab.Cara yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah siswa disuruh untuk berdialog dengan temannya atau orang lain.
d.   Lembar Daftar Pertanyaan
Lembar daftar pertanyaan disusun sendiri oleh siswa sebelum siswa mewawancarai orang lain.Cara yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah siswa disuruh mewawancarai orang lain, lalu menuliskan hasil wawancara itu.
6)        Media Pembelajaran Qira’ah ( Membaca )
Adapun media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran keterampilan membaca antara lain :
a.    Teks bacaan
Media ini diambil dari buku materi ajar bahasa arab.
Media ini digunakan dengan cara menyuruh siswa membaca secara bergantian.
Tujuannya : agar pembelajar dapat membaca bersuara sesuai dengan intonasi dan lafal dengan tepat.
b.    Laboratorium baca
Laboratorium baca merupakan salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan membaca. Laboratorium baca biasanya terdiri dari sejumlah kitab- kitab kecil isi materi bahasa yang tersusun dari yang sederhana menuju sulit yang dapat membantu siswa untuk lebih cepat dapat membaca sesuai dengan kemampuannya. Materi bahasa tersebut terdiri dari cerita- cerita pendek, makalah- makalah ilmiyah atau sejarah yang bergambar, kemudian buku- buku tersebut diberi nomor sesuai dengan tingkat kesulitannya, sehingga dapat diketahui tingkat kemanjuan siswa dalam kemampuan membaca.
7)        Media Pembelajaran Kitabah ( Menulis )
Adapun media pembelajaran yang dapat di gunakan untuk pembelajaran kitabah antara lain adalah:
a.    Kaset rekaman
Yang di maksud kaset rekaman adalah kaset yang di isi dengan rekaman suara, dimana guru memilihkan teks yang sesuai dengan tingkatan siswa dan di baca dengan kecepatan normal. Kemudian setelah siswa mendengarkan, siswa di minta menulis ulang apa yang telah di dengar baik di papan tulis atau di kertasnya sendiri, dan juga memberikan waktu secukupnya.
b.    Foto dan gambar
Foto dan gambar dapat di gunakan untuk pembelajaran kitabah. Hal ini tergantunng pada kemampuan guru dalam menggunakan media tersebut. Contoh: guru membawa foto atau gambar, kemudian guru bisa meminta pada siswa untuk mendeskripsikan, mencari kosakata, mencari lawan kata, memberikan kesimpulan secara tulisan untuk foto atau gambar tersebut.
c.    Lembar fotocopy tulisan
Media ini digunakan dengan cara menyuruh siswa meneruskan tulisan. Misalnya: lembaran fotocopy tulisan yang belum selesai gagasannya( tulisan tersebut semestinya 10 paragraf tetapi 3 paragraf terakhir dibuang), kemudian pembelajar menambahkan paragraph sesuai dengan idenya.
Tujuannya : pembelajar mampu melengkapi ide atau gagasan secara baik dalam sebuah tulisan melalui penambahan beberapa paragraph.



III
PENUTUP

       I.            Kesimpulan
Media pembelajaran bahasa arab adalah media pembelajaran yang terencana, terprogram dan bertujuan agar pesan materi bahasa arab bisa dengan mudah dimengerti siswa dan mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
pembelajaran kosakata (al-mufradât) yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata atau perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa Arab. 

    II.            Saran
Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.      Untuk pemahaman materi yang lebih maksimal mahasiswa dituntut untuk tidak terpaku pada satu referensi.
2.      Mahasiswa diharapkan mempunyai usaha-usaha baru dalam penelitian di masa yang akan datang.
Demikian  makalah yang dapat kami buat. Kami selaku penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Ahmad Fuad.2005.Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Ali Al-Khûly, Muhammad. 1989. Asâlîb Tadrîs al-Lughah al-’Arabiyyah. Riyadl: Dâr al-Ulûm
Edison de Cunha.2006. Makalah:“Developing English Teaching Materials For Vocabulary Of First Grade Of Junior High School”
Kridalaksana, Harimurti.1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Rusydy A. Tha’imah, Al-Marja’ fî Ta’lîm al-Lughah al-’Arabiyyah li al-Nâthiqîn bi Lughâtin Ukhra, Jâmi’ah Ummu al-Qurâ, Ma’had al-Lughah al-’Arabiyyah, Wahdat al-Buhûts wa al-Manâhij, Silsilah Dirâsât fi Ta’lîm al-’Arabiyyah, juz II.
A Partanto,Pius dan Al Barry, M. Dahlan.2001. Kamus Ilmiah Populer.Surabaya: Arkola
Arsyad, Azhar. 2004. Bahasa Arab dan Methode Pengajarannya, beberapa pokok pikiran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi, dkk. 2000. Quantun Teaching, Mempraktikan quantum learning diruang-ruang kelas. Bandung: Mizan Media Utama
Hamid, Abdul dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Methode, Strategi, Materi, dan Media.Malang: UIN-Malang Press
Mahmudah, umi dan Risyidi, Abdul Wahab. 2008. Active learning dalam pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Sukses Offset
Rohmat.2010. Media Pembelajaran, suatu pengantar. Yogyakarta: Logung pustaka
Sandiman, Arif S. 2003.Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Santyasa, I Wayan. 2007.Makalah Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Bali: Universitas Ganesha
Supriatna, Dadang. 2009. modul pengenalan media pembelajaran, bahan ajar untuk diklat e-training PPPPTK TK dan PLB, Jakarta
Usman,M. Basyirudin dan Asnawir.2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press

2 komentar:

 

Blogger news

Blogroll

About